24 July 2009

Cara Unik Memetik Sukses

Cara Unik Memetik Sukses

Banyak orang terkenal yang menemukan talentnya secara kebetulan, apakah artis, olahragawan pemimpin dan masih banyak lagi. Mereka tidak mengetahui bahwa mereka mempunyai bakat tertentu, sampai mereka mengukir prestasi. Sebaliknya banyak kegagalan yang menjadikan bakat sebagai kambing hitam. Ketika mereka menemui kegagalan, maka mereka merasa tidak berbakat.

Daripada mempermasalahkan mengenai talent yang artinya adalah natural ability to do something well, maka lebih baik memanfaatkan potensi yang kita miliki. Bakat mungkin tidak dimiliki oleh semua orang, tapi potensi dipunyai oleh semua orang.

Keberhasilan meniti karier sangat dipengaruhi oleh keberhasilan dalam mengenali dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Sehingga, sudah selayaknya pengembangan potensi direncanakan dengan baik.

Proses perencanaan pengembangan potensi meliputi langkah-langkah strategis, berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian, dapat membantu menemukan kekuatan dan hambatan yang mungkin timbul dari upaya-upaya nencapai tujuan karier. Termasuk di dalamnya upaya mengantisipasi kegagalan.

Selain memperhatikan sifat-sifat dasar perencanaan, terdapat tiga hal yang tidak boleh terlewati yaitu: passion, persistence, dan commonsense. Passion merupakan modal utama, karena proses pengembangan diri dapat terencana dan selanjutnya dikembangkan dengan baik apabila didasari pada sikap mental dan perasaan positif untuk menjalankan rencana dan mencapai tujuannya. Semangat yang demikian, akan menimbulkan inisiatif yang tinggi, minat yang besar, dan stamina yang kuat dalam proses pelaksanaannya. Persistence merupakan prasyarat kedua, karena perencanaan akan memperlihatkan karakteristik kontinuitas melalui konsistensi langkah dan upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan.

Di sini, orientasi perencanaan tidak boleh mengarah ke berbagai arah secara acak. Kita harus memegang teguh, satu orientasi yang jelas, sehingga nantinya dapat melaksanakannya secara konsekuen. Ketiga, commonsense, karena aspek rasionalitas berpengaruh besar terhadap keberhasilan penyusunan dan pelaksanaan suatu perencanaan. Dalam artian, usaha-usaha dan tujuan yang dipilih harus terbentuk dalam pengertian umum, dilandasi akal sehat, dengan memperhatikan kemampuan diri dan kondisi lingkungan sekitarnya.

Beranjak dari ketiga hal di atas, kita dapat melakukan perencanaan dengan melibatkan orang lain. Misalnya, berdiskusi dengan pasangan, anggota keluarga, rekan kerja, sahabat, dan sebagainya. Namun, bisa juga perencanaan dilaksanakan sendiri, dengan pengertian diri sendirilah yang paling memahami apa yang paling sesuai untuk dilaksanakan.

Dalam konteks proses perencanaan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengumpulkan ide. Metode yang paling sederhana adalah melalui ide-ide brainstorming bersama beberapa rekan atau saudara, di mana kita dapat menarik manfaat melalui ide-ide yang mereka lontarkan. Kemudian, secara bersama-sama mencari bentuk dasar perencanaan dan berbagai kemungkinan implementasi perencanaan itu.

Metode lainnya, melakukan pilihan dari daftar aktivitas yang telah dirancang. Proses ini akan lebih baik apabila disertai dengan suatu ketentuan tentang "apa yang harus dikerjakan" dan "apa yang penting". Kemudian membuat pertanyaan sebanyak mungkin, berkenaan dengan hal tersebut, menjawab setiap pertanyaan, menemukan tingkat kesulitan masing-masing, dan mencari kaitan antara satu dengan yang lain.

Hal itu bermanfaat untuk menentukan skala prioritas. Barangkali terdapat hal-hal yang dapat dilaksanakan secara bersama. Mungkin ada yang dapat ditunda. Mungkin juga ada yang harus segera dilaksanakan.

Dengan dasar pemikiran seperti ini, kita dapat menentukan tujuan pribadi, langkah-langkah yang akan diambil untuk mencapai tujuan, dan berbagai kebutuhan yang berkaitan dengan tujuan itu. Proses demikian akan memberikan umpan balik untuk menilai kembali langkah-langkah yang kurang tepat, hingga nantinya mampu melakukan penyesuaian atau perubahan atas langkah-langkah yang kurang tepat.

Dalam membuat perencanaan pengembangan potensi, kita jangan melupakan keunggulan diri sendiri. Caranya, menyettakan daftar aktivitas yang pernah dipelajari dan dilakukan, kemudian menencukan aktivitas mana yang paling dikuasai. Dari situ, kita dapat menemukan batasan-batasan diri yang ditinjau dari berbagai sisi diri sendiri, keterampilan dan kemampuan diri, pengaruh orang lain, pengaruh bawaan atau keturunan, dan pengaruh ekonomi.

Perencanaan yang baik disusun dengan memperhatikan standar lingkungan dan individu. Dengan demikian, perencanaan yang dihasilkan dapat diterapkan dengan baik di tengah khalayak ramai. Selanjutnya, hal itu akan memudahkan pelaksanaan.

Dalam menyusun perencanaan, sebaiknya kita juga dapat menentukan apa saja yang dapat membantu. Biasanya hal itu berasal dari kelebihan diri kita. Bisa juga berasal dari berbagai faktor positif di sekeliling kita. Dalam hal ini, dibutuhkan kepekaan yang tinggi untuk "mengangkat" hal-hal tersebut, sehingga dapat dimanfaatkan secara signifikan.

Perencanaan yang baik pun mengandung deskripsi pertolongan yang dibutuhkan. Di sini, perlu ditentukan siapa yang dapat membantu, sejauh mana bantuan yang dapat diberikan, dan apa saja yang dapat diperoleh. Perlu diingat, pertolongan harus dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai.

Mengembangkan diri melalui perencanaan di satu sisi, mungkin akan menghabiskan banyak waktu, tenaga, pikiran, dan hal-hal terkait lainnya. Namun, perencanaan sebenarnya akan menghemat banyak hal, meningkatkan efisiensi dalam proses pengambilan keputusan, berkenaan dengan pengembangan potensi diri.

Tanpa perencanaan, kita tidak mempunyai pedoman jelas, orientasi tidak fokus, yang berdampak pada ketidakjelasan langkah-langkah yang harus ditempuh. Perencanaan menjadikan semua tindakan tertata rapi, menuju tujuan yang diinginkan, dan merupakan salah satu kunci unik memetik sukses dalam berkarier. ©

No comments:

Post a Comment

u comment i follow